.jpg)
BANYUWANGI - Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara, memberikan apresiasi tinggi terhadap keberhasilan gelaran Festival Gandrung Sewu 2025 yang kembali memukau ribuan penonton di Pantai Marina Boom. Menurutnya, event tahunan ini bukan hanya ajang pelestarian budaya, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi daerah.
Festival yang melibatkan 1.400 penari Gandrung ini sukses menciptakan euforia luar biasa. Ribuan wisatawan lokal maupun luar daerah memadati kawasan pantai, menciptakan perputaran ekonomi yang signifikan. Ratusan pedagang dan pelaku UMKM yang difasilitasi berjualan di area festival mengaku kebanjiran pembeli.
Selvi, salah satu pedagang Bakpao Panda asal Jalan Kepiting, mengaku omzetnya meningkat drastis. “Hari ini saja bisa tembus Rp2 juta. Kalau hari biasa paling Rp1 juta. Terima kasih sudah ada acara besar seperti ini,” ujarnya penuh semangat.
Hal serupa dirasakan Mas Ulah, penjual es teler alpukat kocok dan manisan buah. Ia mengaku tiga hari berjualan di sekitar lokasi festival menghasilkan omzet jutaan rupiah. “Event seperti Gandrung Sewu ini luar biasa. Bupati dan DPRD sangat mendukung pelaku UMKM seperti kami,” katanya.
Bahkan, penjual keliling seperti Nanang pun ikut menikmati berkah. “Mulai jualan jam 9 pagi, sore sudah dapat Rp500 ribu. Semoga tahun depan ada lagi,” ujarnya.
Dampak positif Gandrung Sewu juga terasa di sektor akomodasi dan pariwisata. Sejumlah hotel dan homestay di sekitar Banyuwangi melaporkan lonjakan tingkat hunian hingga 90 persen menjelang pelaksanaan festival.
“Event seperti ini terbukti meningkatkan okupansi hotel dan mendorong ekonomi daerah,” kata Catur Rahmadi, General Manager Aston Banyuwangi Hotel & Conference Center.
Selain UMKM dan hotel, penyedia jasa rias penari, penyewa kostum, serta sektor transportasi ikut menikmati peningkatan pendapatan.
Ketua DPRD Banyuwangi menegaskan, dukungan terhadap penyelenggaraan festival-festival daerah akan terus dilakukan karena terbukti menjadi instrumen efektif dalam pemulihan ekonomi berbasis masyarakat.
“Gandrung Sewu adalah contoh nyata bagaimana budaya bisa menjadi energi pembangunan daerah,” tutup Made. (*)